Mereka Tak Tidur Demi Sidrap Tidur Nyenyak

Redaksi Helo Jakarta
7 Okt 2025 03:13
News 0 32
2 menit membaca

Kegiatan Patroli ini rutin dilaksanakan Resmob Satreskrim Polres Sidrap, Tujuannya cuma satu, agar Sidrap benar-benar aman.

Oleh: Edy Basri

Di Sidrap, malam tadi, Senin (6/10), jam sudah lewat tengah. Artinya sudah tengah malam. Lampu toko padam satu per satu.

Tapi, ada satu mobil hitam yang justru baru keluar dari halaman Polres. Pelan saja lajunya. Tapi kalau Anda tahu siapa di dalamnya, Anda akan paham: malam belum selesai bagi mereka.

Kasat Reskrim AKP Setiawan Sunarto duduk di depan. Wajahnya tenang, tapi matanya tidak. Tatapan orang yang sudah terbiasa menembus gelap — bukan karena takut, tapi karena tahu, di situlah bahaya sering sembunyi.

“Kami tak bisa tidur, karena kami ingin orang lain bisa tidur dengan tenang,” katanya. Kalimat itu pendek, tapi maknanya panjang.

Saya ikut di kursi belakang malam itu. Tidak banyak bicara. Karena memang tidak banyak yang perlu dibicarakan.

Mobil bergerak pelan di poros Rappang. Hanya suara mesin dan anjing yang menggonggong di kejauhan. Di kiri-kanan, rumah-rumah gelap. Orang-orang sedang bermimpi, dan di luar sana ada yang berjaga agar mimpi itu tidak terganggu.

Mereka menyebutnya giat patroli malam. Tapi saya kira istilah itu terlalu dingin untuk pekerjaan sehangat ini. Ini lebih mirip seperti orangtua yang belum bisa tidur sebelum memastikan anaknya pulang dengan selamat.

SPBU Kanie. Alfamart Poros Rappang. Puskesmas Pangkajene. Pabrik beras UD 35 di Walatedong. Semua disinggahi. Semua disisir. Kadang hanya berhenti sebentar, menyalakan lampu senter, melihat sekeliling. Tak ada yang mencurigakan. Tak ada yang perlu ditangkap.

Dan justru itu kabar paling baik malam itu: tidak terjadi apa-apa.

Jam menunjukkan 02.00 Wita. Angin dini hari mulai dingin. Patroli usai. Tapi Setiawan belum beranjak. Ia menatap ke jalan yang baru saja dilewati — sepi, tapi damai.

“Kadang tugas kami tidak diingat orang,” ujarnya pelan, “tapi kalau kami lengah, orang lain bisa celaka.”

Saya tidak membalas apa-apa. Karena apa yang bisa dibalas dari kalimat sejujur itu?

Di luar sana, sebagian orang mengira polisi hanya muncul ketika ada perkara. Padahal, pekerjaan sejati polisi adalah mencegah agar perkara itu tak pernah ada.

Mereka tidak tidur supaya kita bisa tidur.
Mereka lelah supaya kita bisa tenang.

Di Sidrap, malam itu, semua tampak biasa saja. Tapi di balik kebiasaan itu, ada sekelompok lelaki berseragam yang sedang memastikan “biasa saja” itu tetap bisa kita nikmati besok pagi.

Dan itu luar biasa. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x